10 July 2008

The Lotus and The Cross by Ravi Zacharias

"Allah menjawab setiap doa dengan entah memberikan apa yang diminta atau dengan mengingatkan si pemohon bahwa ketetapan Allah itu dibangun atas dasar HikmatNya dan dilaksanakan sesuai dengan waktuNya.

JawabanNya adalah selalu untuk mengajar dan mengasuh jiwa.

Doa adalah sebuah pengingat bahwa manusia tidak bersifat otonomi.

Ketika anugrah dikeluarkan, hukum atau orang yang mencari kekuasaan akan mengambil alih. Legalisme berlaku dan upacara menjadi fokus. Kedua hal ini -takhyul dan legalisme - mendesak kedalam hati orang yang kehilangan Allah yang murah hati dan kasih karunia.

Tak ada jalan untuk membicarakan apa yang harus dikerjakan seseorang tanpa menunjukkan nilai orang itu. Tak ada jalan untuk menilai seseorang kecuali nilai hakikinya. Nilai itu tak mungkin bisa hakiki jika seseorang tidak diciptakan oleh seorang yang ultimat.

Dia mengetahui kelemahan-kelemahanmu tetapi tetap mengasihimu apa adanya. Dia menyingkapkan, Dia mengubah, dan Dia mengisi hatimu. Perubahan yang kubawa bukan supaya seseorang menganggap ia menjadi orang lain, tapi untuk menyerahkannya pada kuasa luar biasa Allah Roh Kudus.

Penghormatan akan hak orang lain untuk bersalah bukan berarti bahwa kesalahan itu adalah sesuatu yang benar."

No comments: