06 September 2008

Sang Pemimpi

Novel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Mr. Hirata ini tak kalah serunya dari Laskar Pelangi. Saya sangat tersentuh oleh jiwa-jiwa yang penuh belas kasihan sekalipun mereka sendiri sangat miskin seperti Arai dan Jimbron. Arai adalah seorang yang penuh kejutan tetapi hatinya luar biasa baik, putih, dan tulus. Dia mau saja memecahkan celengannya yang merupakan hasil tabungan dari kerja keras subuh untuk membantu tetangganya. Banyak hal lain yang saya belajar dari dia. Ternyata orang tak berpunya lebih tulus dan murah hati dalam hal memberi. Dia adalah seorang yang penuh cinta kasih dan mau berkorban. Jimbron juga demikian. Dia adalah sahabat dekat Ikal dan Arai, partner kerja subuh, yang diam-diam menabung untuk diberikan kepada mereka kelak supaya dapat mampu mewujudkan mimpi mereka. Mereka hidup begitu sederhana, namun mereka memberi begitu rela dan begitu banyak. Mengapa kita begitu serakah dan bersungut-sungut ketika memberi? Kita punya jauh lebih banyak dari mereka. Pengorbanan mereka begitu indah, mulia, dan patut dipuji. Kemiskinan tidak mengubah mereka menjadi tamak ataupun menyurutkan niat untuk berbagi. Jimbron sendiri sudah puas dengan pekerjaan mengurus kuda selepas SMA. Dia memang terobsesi dengan kuda. Sementara kedua bujang tadi bermimpi agar dapat sekolah ke Prancis, berkeliling Eropa sampai ke Afrika.

Ikal sendiri sudah pernah patah semangat, beberapa waktu sebelum menamatkan SMA, melihat masa depan yang suram: menjadi kuli ngambat, atau pekerjaan kasar lainnya. Belajar susah-susah di SMA terasa sia-sia jikalau pada akhirnya dia akan bekerja kasar juga. Tetapi yang paling membangkitkan semangatnya, maupun saya adalah ketika Arai menghardiknya:

"Kita tidak akan mendahului nasib! Kita akan sekolah ke Prancis. Kita akan pergi ke Eropa, menjejakkan kaki sampai ke Afrika!"

Pada akhirnya mereka berdua berhasil meraih beasiswa Master of Science Uni Eropa di Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.

Kata-kata bercetak biru diatas begitu profound, begitu berapi-api, begitu penuh dengan harapan sehingga saya akan mengatakan:

Jangan pernah putus asa!
Jangan pernah ragu untuk menggantungkan mimpi-mimpimu setinggi langit!
Jangan pernah mendahului nasib!

No comments: