22 July 2009

Lega dan Sepuluh Ribu Hal Lainnya

LEGA sekali setelah berhasil berbicara dengan Boss. Strugglenya? Mulai dari hari Rabu setelah mendapat tugas yang harus "berbohong" "berpura-pura" atau apalah. Sudah hampir pingsan rasanya. Mungkin saya terlalu sensitif? tapi kalau tahu siapa Boss saya dan bagaimana orangnya, mungkin anda akan sependapat dengan saya.

Terus terang, saya bukan orang yang berani. Saya tidak bisa berbicara jujur sebelumnya seperti ini. Pikirannya selalu ke reaksi Boss dan saya tidak tahan kalau ditertawakan atau dicerca atau verbal abuse lainnya. Saya malah dibuat sering-sering berdoa sungguh-sungguh tentang hal ini. Sungguh, kata penulis favorit saya, Elisabeth Elliot, berdoa itu adalah sebuah tantangan, tindakan yang tidak mudah, semata-mata karena Iblis tidak akan senang karena kita mengakui kelemahan kita dan meminta kekuatan yang nyata-nyata jauh lebih besar dari kuasa Iblis. Iblis akan menggunakan berbagai macam cara dan alasan agar kita tidak berlutut dan meminta pertolongannya. Banyak dari kita termasuk saya terjebak dalam tipu dayanya dan menjadi lemah dan tidak berdaya. Sungguh ironis sebab kita adalah ciptaan baru dan itu berarti kita punya kekuatan dari Tuhan.

Saya bisa bersaksi kalau keberanian untuk berbicara, mengutarakan isi hati kepada si Boss adalah karunia Tuhan. Tanpa kekuatan daripadaNya, saya tidak akan pernah bisa buka mulut. Kamu tahu apa doa saya? Saya cuma bilang...Tuhan jujur, saya tidak bisa. Saya tidak bisa ngomong apa2. Tapi saya tahu ini yang Tuhan mau, saya minta kekuatan untuk bisa maju dan ngomong soal ini. Setiap kali. Tuhan memberikan keyakinan somehow Dia itu akan menyanggupi saya. Bukankah orang berdosa datang kepada Kristus sebab dia tidak sanggup lepas dari dosa dengan kekuatannya sendiri? oleh karena itu menjadi bergantung sepenuhnya pada kekuatan Kristus untuk membebaskan dia dari dosa?
Saya hanya ingin...dapat sungguh2 bersyukur dari lubuk hati saya, biar nama Tuhan yang dipermuliakan, sebab Dia yang memampukan saya dan bukan dari kesanggupan saya sama sekali untuk mengumpulkan segala keberanian. Saya memberikan Dia kesempatan untuk menyatakan kuat kuasaNya dalam hidup saya.

Tuhan terima kasih untuk saudara/i seiman yang Tuhan kirim untuk turut berdoa bersama2 saya esp. Ita, CQ dan P. Yahya. Saya bersyukur :).

Tuhan, ini hal kecil. Biarlah Tuhan pakai untuk menyentuh Boss saya dan mengingatkan dia akan siapa Engkau sesungguhnya. Standar2Mu yang jauh dari standar manusia dan melunakkan hati dia untuk mencari Engkau dengan segenap hatinya.

Sungguh betul kata p. Yahya, jikalau kita telah melihat hal yang indah, kita tidak akan ingin melepaskannya. Tuhan, saya rindu untuk mengalami kuasa mukjizatMu setiap hari. Saya juga diingatkan hari ini, kalau pengampunan yang Engkau berikan pada kita biarlah membuat kita untuk berbuah-buah bagi namaMu dan bukan menjadi sebuah hadiah biasa yang kehilangan harga dan nilainya. PengampunanMu justru harus membuat kita semakin jijik terhadap dosa dan seperti tamparan keras yang membangunkan kita dari segala godaan Iblis untuk kembali ke hidup kami yang lama. Oleh karena itu, pengampunanMu seharusnya semakin menyucikan kita.

Tuhan, hari ini saya belajar untuk tidak mengeluh terhadap orang lain dibelakang mereka. Hanya seorang pengecut yang tidak berani menghadapi orang itu dan memilih untuk berbicara dibelakang mereka. Tuhan, politik kantor sedang gak baik, dan aku agak menyesal tadi sudah menaikkan suara saya. Saya begitu mudah terbawa arus, terpengaruh, biarlah besok dan hari2 berikutnya saya tumbuh semakin kuat, tidak tergoda untuk komplain Mr. M dibelakang dia atau siapa pun. Orang2 Singapura sungguh kiasu dan tidak punya budaya yang sama dengan NZers. Sekali lagi saya merasa mengalami reverse culture shock. NZers itu sangat tidak kiasu, dan mereka tidak malu mengakui kelemah2an mereka. Sesuatu yang saya rasa positif yang orang2 timur harus belajar dari mereka.

Ita, thank you buat Quest for love. WAW. Tuhan itu bekerja banyak dalam hidup anak manusia bahkan dalam hal sepele soal cinta. Tuhan tahu dan menyediakan untuk mereka. Bahkan persoalan cinta itu bisa menjadi alat untuk lebih bertumbuh lagi dalam kasih dan iman kepadaNya. Yang saya suka dari buku ini, ada cerita2 indah bagi orang2 yang berjalan dengan pimpinan Tuhan dan cerita2 sedih bagi yang berjalan mengikuti perasaan dan kemauan sendiri. Susah untuk baca cerita sedih, hanya membuat kita untuk tidak mengulangi mistakes yang sama. Yang Indah betul2 indah, mukjizat. Waktunya tepat, semuanya tepat.

No comments: